Gadis di Depan Cermin
Gadis di hadapanku awalnya tersenyum tipis. Sejurus dengan gerakannya
merapikan rambut panjangnya, senyum di wajahnya memudar, lalu menghilang begitu
saja.
Jari-jari tangannya, yang terpoles cat kuku berwarna ungu muda, perlahan
menyentuh wajahnya, mengusap kelopak matanya sekilas lalu kembali merapikan
rambutnya. Pandangan bola matanya yang hitam jatuh di mataku.
Dia menatapku hampa, matanya terlihat lelah. Apa dia tidak tidur dan menangis semalaman?
Atau dia sedang menghadapi sesuatu yang berat dan melelahkan? Bagaimana bisa
gadis yang terlihat mudah tertawa seperti dia menyiratkan luka sedalam ini?
Rasanya menit demi menit telah lewat begitu saja, tapi gadis di hadapanku masih
saja berdiam diri menatapku.
Perlahan setetes air mata mengalir di pipinya. Lalu tetesan demi tetesan
air mata kembali jatuh. Gadis ini mulai terisak pelan. Memperdengarkan suara
tangis yang menyayat hati. Andai orang lain ada di sini, mereka pasti turut
bersedih mendengar tangisan gadis ini.
Ada yang terasa sakit... di hatiku.
Aku ingin menghibur gadis ini, mengatakan kalau setiap sakit yang
diterimanya akan dibalas dengan rasa bahagia yang sama. Bahwa saat ini Tuhan
tengah menghitung setiap tetes air mata yang telah jatuh untuk menyiapkan
senyum yang selayaknya didapatkan oleh gadis dengan perasaan setulus dia.
But i Can't...!
Laras
Rizky Ramadhan.
terkadang aku bertanya kpd cermin... apakah semua nyata?... aku hanyala slah satu orang yg beruntung...
ReplyDeleteGood story!!!!!
from: laura lubish.