5 Minggu Setelah Kepergianmu

Aku tak pernah sesedih ini. Kukira waktu yang kubutuhkan untuk melupakanmu juga tak sepanjang ini. Aku salah besar, hari-hari yang kulalui, bersama dengan usaha untuk melupakanmu, ternyata tak menemukan titik temu. Kamu masih jadi segalanya, masih berdiam dalam kepala, masih jadi yang paling penting dalam hati. Maaf, jika segala kejujuranku terdengar bodoh. Sebentar lagi, kamu pasti akan berkata bahwa sikapku berlebihan. Seandainya sekarang aku berada di sampingmu, akan kuceritakan sebuah kisah tentang melupakan dan mengikhlaskan, sungguh dua hal itu bukanlah hal yang mudah.
Lima minggu harusnya waktu yang sangat cukup untuk menghilangkan perasaan, namun ternyata aku tak termasuk dalam pernyataan itu. Hari berganti minggu dan sosokmu masih jadi penunggu, menyergap perhatianku, menguji imanku, dan merontokan kepercayaanku. Tubuhku dingin dan menggigil saat menghadapi perpisahan. Aku tak punya banyak pelukan hangat, sehangat rangkulanmu yang melingkar manis di bahuku. Belum kutemukan bisikan lembut, selembut ketika kamu berbisik tentang cinta, mimpi, dan harapan-harapan yang dulu ingin kita wujudkan berdua.
Sekali lagi aku katakan, melupakan tak akan pernah mudah. Merelakan yang pernah ada menjadi tidak ada adalah kerumitan yang belum tentu kautahu rasanya. Aku menulis ini saat aku terlalu lelah dihajar kenangan. Mengapa di otakku; kautak pernah hilang barang sedetik saja? Perkenalan kita terlalu singkat untuk disebut cinta dan terlalu dalam jika disebut ketertarikan sesaat. Aku tak tahu harus diberi nama apa kedekatan kita dulu. Aku tak mengerti mengapa aku yang tak mudah tergoda ini malah begitu saja terjebak dalam perhatian dan tindakanmu yang berbeda. Kamu sangat luar biasa di mataku, dulu dan sekarang; tetap sama.
Dan, aku masih menangisi juga menyesali yang sempat terjadi. Bertanya-tanya dalam hati, mengapa semua harus berakhir sesakit ini? Apa tujuanmu menyakitiku jika dulu kita pernah menjadi belahan jiwa yang enggan saling melepaskan? Aku tak tahu sedang berbuat apa kamu di sana. Aku tak lagi tahu kabarmu. Segala ketidaktahuanku mengantarkan perasaanku pada perasaan asing, rindu yang semakin hari semakin berontak. Rindu yang meminta pertemuan nyata. Rindu yang memaksa dua orang yang sekarang berjauhan untuk kembali berdekatan.
Kalau aku berada di sampingmu sekarang, ingin rasanya aku mengulang segalanya. Kuperbudak waktu, kuhentikan detak jarum jam semauku. Agar yang hadir dalam hari-hariku hanyalah kamu, hanyalah kita, dan hanyalah bahagia tanpa air mata. Seandainya hal itu bisa kulakukan, mungkin sekarang aku tak akan merindukanmu sesering dan sedalam sekarang. 
Terakhir kita bertemu, ketika kita memutuskan untuk mengakhiri segalanya, ketika pelukmu tak lagi kurasakan, dan ketika akhirnya kita memilih berjauhan; semua jadi begitu berbeda. Perbedaan yang berulang kali berusaha kupahami, namun tak kunjung kumengerti. Bisakah kaumembantuku untuk memudahkan segalanya? Agar aku bisa menerima, bisa mengikhlaskan, bisa merelakan dengan sangat gampang!
Benarkah ini semua hanya bualanmu? Betulkah kebersamaan kita hanya kauanggap sebagai permainan? Mengapa aku terlalu bodoh untuk membaca hal itu dari awal? Apa karena kauterlalu berkilau, hingga mataku terlanjur buta dan telingaku seketika tuli, jadi yang kulihat dan kudengar hanya bisikan harapan yang sebenarnya sungguh bukanlah kenyataan.
Berhenti menyiksa aku dengan segala macam rindu dan kenangan, atau mungkin aku yang menyiksa diriku sendiri karena tak mampu melupakanmu? Ah, sudahlah, aku cuma ingin memberitahu, kita sudah lima minggu berpisah dan berjalan sendiri-sendiri. Jadi, apa kabar kamu sekarang? Apakah kamu masih semanis dan semenyenangkan dulu? Ataukah kamu yang sekarang adalah kamu yang tanpa topeng, kamu yang ternyata jauh berbeda dari yang kukira?
Aku benci harus mengakui ini. Aku sering merindukanmu dan memendam perasaanku. Tersiksa dengan angan sendiri, mengiris hati dengan kemauan sendiri. Aku ingin mengaku (dengan sangat terpaksa) bahwa aku masih mencintaimu dan berharap kamu kembali, walaupun hanya untuk menenangkankudan berkata bahwa segalanya akan baik-baik saja.

Cinta BErtepuk Sebelah Tangan ( NEW )

Pernahkah kamu berharap pada seorang mahluk,

Kamu berharap kebaikannya,

Kamu berharap kehadirannya,

Kamu berharap perhatiannya,

Bahkan kamu berharap kasih sayangnya,

Tapi..

Seringkah engkau dikecewakannya?

Seringkah engkau menangis karenanya?

Seringkah engkau merasa disakiti olehnya?


Lalu…

Pantaskah kamu masih berharap padanya?

Ataukah dalam kecewa, dalam tangis dan dalam sakit itu

Adakah kebahagiaan yang kamu dapatkan?

Apakah dengan kecewamu, dia berubah menjadi baik?

Apakah dengan tangismu, dia akan hadir?

Ataukah dengan perasaan sakit hatimu, dia menyayangimu?

Mungkin jawabannya TIDAK

Jadi…

Bukankah ini saatnya untuk kamu pergi?

Bukankah ini saatnya untuk kamu berpaling?

Bukankah ini saatnya untuk kamu menjauh?

Setidaknya pergilah dari rasa kecewa itu…

Berpalinglah untuk tetesan airmata itu

Menjauhlah untuk membahagiakan hatimu..

Sulitkah itu bagimu?

Jika “YA”,

Pikirkanlah betapa dia tak pernah mengharapkanmu..

Pikirkanlah betapa dia tak pernah mempedulikanmu..

Pikirkanlah betapa dia bahkan tak sempat memikirkanmu..

Tanpa kamu sadari…

Kamu telah hanyut dalam harapan, impian dan angan kosongmu

Sedikit kata darinya sudah membuat kamu merasa diperhatikan

Sedikit senyum darinya sudah membuat kamu pikir dia peduli

Sedikit kabar darinya sudah membuat kamu terlena, tak beranjak…

Ya… semua yg sedikit itu saja sudah membuat kamu bahagia…

Yg sedikit bahkan semu, sudah membuat kamu bertahan..

Untuk apa?

Untuk sesuatu yang KOSONG,

Untuk sesuatu yang tak pernah dia pikirkan

Untuk sesuatu yang bukan apa-apa untuknya

Untuk sesuatu yang DIA TIDAK TAHU

Atau sesuatu yang dia TAK AKAN PEDULI

Dan esok, lusa, nanti ataupun detik yang akan datang…

Kamu akan kecewa, menagis dan sakit hati lagi…


Tidakkah semua itu CUKUP?

Saatnya kamu melangkah Nak…

Mendaki di terjal kehidupan dan mengalir bagai sungai

Jangan bertahan untuk harapan yg tak pernah ada…

Jangan menunggu hembus angin yang lalu…

Jangan sampai kamu terbangun dalam keadaan remuk

Selagi kamu bisa berdiri…

Selagi airmatamu belum habis

Selagi hatimu belum bernanah..

Biarlah sakitnya terasa hari ini..

Esok luka itu akan mengering

Biarlah dia menjadi bagian kenanganmu

Tapi dia tak lagi menghancurkanmu

Bahkan ketika kamu pergi

Dia tak akan menangisimu

Mungkin dia tak menyadarinya

Karena kamu bukan yang diharapkannya

Kamu bukan yang dipirkannya

Kamu bukanlah apa-apa baginya

Jangan pernah menoleh lagi untuknya

Jika hari ini kamu sadar siapa dia

Besok, tahun depan, sepuluh tahun lagi

Dia akan menjadi orang yang sama

Yang tak pernah mempedulikanmu

Yang hanya memberimu sedikit kata, sedikit senyum

Yang akan menumpahkan air matamu,

Menggoreskan rasa kecewa,

Dan mengguratkan luka dihatimu….

Maka…. PERGILAH Nak, PERGILAH…

Biarkan hari ini adalah akhir kecewa kamu

Biarkanlah airmata itu menetes sederasnya

Dan biarlah rasa sakit itu menghunjam dalam

Tapi itu yang TERAKHIR untuknya….

Itu yang TERAKHIR…


Ingat...

Tuhan tidak menciptakan satu orang didunia ini..

Bukalah hatimu,

Diluar sana masih banyak yang membutuhkanmu..

Cukuplah dirimu untuk mereka yang siap menerima cintamu..

Yang lebih menghargai cintamu..



Rizky Ramadhan.

Laras.

Cerita Sedih - Sempat Memilikimu

Cerita Sedih - Sempat Memilikimu
 “Bodoh!! Bodoh,,knp aku bisa sebodoh ini.menyia nyiakan laki laki yang begitu sempurna.” Umpat Lea pada dirinya sendiri.seminggu setelah Ivan memutuskan hubungan gelap mereka.Ivan adalah laki2 yang di kenal lea selama setahun terakhir.awalnya Mereka dekat karena Rian pacar resmi Lea di kabarkan selingkuh sama temen kerjanya.

Rian jadi jarang ada waktu buat lea.selalu beralasan ini itu stiap kali lea mengajaknya bertemu.merasa kesepian akhirnya Lea teringat sosok Ivan teman SMU nya.kebetulan saat lea online FB Ivan juga sedang Online.lea langsung menyapa Ivan  via Chat FB
Lea:temen SMA ku ya??
Ivan:iya kayaknya,,
Lea:kok kayaknya sih.kamu ivan kan.yang anak ipa,yang dulu ikutan PPATG.yg agak gendut dan matanya sipit hehehehe
Ivan:iya,kok tau.aku aja gak inget kamu.kamu dulu anak ipa/ips sih
Lea:ips 1
Ivan:oh ya ya ya
Lea:kamu inget van?
Ivan:Dikit Dikit :P, inget cantiknya doank. 0838205xxxxx sms aku aja kalo mau.udah mau off nih.salam kenal lagi aja deh sori kalau lupa.


    Akhirnya malam itu juga Lea langsung sms Ivan.secara emang dulunya lea sempet naksir kok sama Ivan.mereka mulai deket.smsan stiap hari.secara Ivan gak suka BEBE.jadi gak bisa BBM an deh.mulai dari nanya2 hal hal sepele sampe akhirnya jadi becanda2an.2 bulan saling kenal akhirnya mereka memutuskan untuk Jadian .and endingnya mereka berencana untuk bertemu.secara si Ivan kuliah di bandung sekarang kan.sedangkan Lea di jakarta.jadi susah mau ketemunya.oiya mereka manggilnya udah gak aku kamu lagi loh.sekarang manggilnya sayang2an gitu deh.pagi itu lea telfon ivan.buat mastiin hari itu mereka jadi ketemu apa gak.”Halo,van.mau ketemu jam berapa.kamu pulang kuliah jam berapa?”,”ketemu pagian juga gak apa2 kok sayang.aku mau bolos aja hari ini.cape nih.jam 11 siang aja gimana?aku berangkat dari Rumah jam 10an”,”oh gitu juga gak apa2 sih yank.kalau gitu aku siap2 dulu deh”,”jam berapa ini sayang.ngapain siap2 sekarang.baru jam 7 gitu”,”ih ivan.kan aku harus milih bajunya dulu.harus ke salon dulu benerin rambut kalu gak,gak keburu tar.”,”ya ampun !sayangku,kamu itu gak usah di apa2in juga udah cantik kok.” Ciiieeee romantisnya si Ivan :P “oh gtu ya yank.yaud deh ga jadi ke salon aja.trus ini kamu mau ngapain yank”,”ya tidur lagi aja sih yank.masi pagi bener dah ini.semalem tidur jam 2 aku yank”,”Ooh yaudah si bobok lagi aja.jgan kesiangan ya sayang.mpe ketemu nanti.mmuuah”Telepon di tutup.”Mumpung si Rian lagi Liburan sama temen2 kantornya di bali.aku bisa ketemu Ivan deh.Lumayan lah sehari xixixixi”kata Lea dalam hatinya


    Jam 11:05, Ivan sampe di rumah Lea naik motor Vixion warna putihnya.Gilaa keren banget.Ivan udah gak gendud lagi loh.cakep banget,Rambutnya agak  di panjangin gitu,kaya yesungnya  Super junior hahahaha #Lebay amat.Lea langsung menghampiri Ivan di depan.”Hai van”sapa si lea.lea Grogi banget loh.walaupun tiap hari berhubungan Via telfon.tapi untuk tatap muka kaya gini baru yang pertama kali.waktu SMA lea gak pernah berani nyapa si Ivan.cuman liatin Ivan dari jauh doank.dan sekarang Ivan bener2 di depan matanya.jaraknya gak nyampe 1 meter.waahhh bisa bayangin gak si senengnya Lea.begitu juga dengan Ivan.Ivan yang dari awal emang gak begitu kenal lea.waktu di sekolah emang Ivan sempet berkali2 papasan sama lea tapi gak begitu meduliin.dalam Hati si Ivan bilang “ternyata lebih cantik aslinya”si Ivan malah jadi Bengong deh,”Heeii van,,hellooo kok bengong si”kata Lea sambil sambil megang pundak Ivan.”oh sory2 aduh jadi salting kan akunya.”kata si Ivan malu.”Masuk yuk van.org rumah pada pergi.cuman ada pembantu aku 1 di belakang.jadi santai aja ya”,”oh,iya sayang.udah santai loh ini hehehe”.si Ivan masuk ke rumah lea.mereka duduk di teras belakang rumah.ngobrol banyak hal.waktu rasanya cepet banget.saat mereka lagi asik ngobrol.tiba2 Ivan mendekatkan wajahnya ke wajah lea.Lea kaget dan grogi banget bingung mesthi gimana.”aduh kayaknya dy mau cium gw nih.Tuhan gimana nih.ga siap.gw kan gak pernah ciuman”batin lea dalam hati.suasana begitu mendukung.akhirnya.1 kecupan dari Ivan yang merupakan ciuman pertama Lea,mendarat mulus d bibir Lea .sebelumnya lea pernah sih di ajak ciuman sama rian berkali2 malah.tapi Lea selalu nolak.gak tau kenapa pas sama Ivan lea kaya gak ada keinginan sedikitpun buat nolak.perasaan yang campur aduk d rasakan sama si Lea.nerves,kaget,seneng,pokoknya jadi 1 deh.buat yang pernah ngrasain ciuman pertama pasti tau rasanya.Ivan menatap Lea dalem banget.”


Aku mau mati sama kamu suatu saat”kata ivan.lea kaget setengah mati dengernya”kamu ngomong apa sih van.kok jadi bicarain kematian”,”Aku serius Lea,aku mau mati tenang sama kamu suatu saat.karna aku gak bisa milikin kamu seutuhnya,aku pengen hidup sama kamu,aku pengen punya anak dari kamu,aku pengen kamu buatin teh stiap hri,tpi gak mungkin..kamu gak mungkin mau tinggalin Rian kan.”kata Ivan,”van,aku pasti tinggalin dia.suatu saat aku bakal jadi milikmu seutuhnya.”kata lea,” kamu cuma bisa ngomong ..,”sanggah si Ivan.”van,kalaupun nantinya aku gak bisa menikah sama kamu tapi bukan berarti kamu kehilangan aku.aku slalu ada waktu buat kamu.kapan pun kamu butuh aku van.”kata lea”trus,sampai menikah nanti juga harus selingkuh...?aku gak kuat. . .,aku Cuma mau sama kamu.itu aja.kalaupun aku gak bisa hidup sama kamu,ayok kita mati sama2.,”Lea diem,dia gak tau harus bilang apa.Ivan kliatan terguncang banget.Lea pegang tangan Ivan.”Aku mau mati sama kamu.apapun yang kamu minta aku mau Van”,Lea memeluk Ivan kenceng banget.dia gak tau kenapa bisa terucap kata2 seperti itu dari mulutnya.yang ada di pikiran Lea saat ini hanyalah Ivan.dia sangat mencintai Ivan.”Makasi sayang”kata Ivan lirih.semakin erat mereka berpelukan.gak terasa ud jam 5 sore.Ivan pamit buat pulang ke bandung lagi.Lea mengantarnya sampai depan.”Hati hati ya.gak usah ngebut.”,kata lea sambil mengusap kepala Ivan.Ivan meraih tangan lea.di taruh di dadanya.”Kamu tau,hari ini aku seneng banget.sebenernya masi pengen disini terus sayang.”,kata si Ivan.”aku juga yank.besok2 sering2 kesini donk yank.kalo pas kamu Libur.”,kata lea”di usahain honey ku.yaudah aku pulang dulu.”Ivan mengecup kening Lea.adduu so sweet nya ,, .”kalau udah sampai jangan lupa kabarin aku ya sayang.Ivan naik ke motornya sambil terus menatap Lea.kelihatan banget kalau dia sangat mencintai Lea.begitupun Lea.Ivan menstarter motornya.dia melambaikan tangannya pada lea.setelah Ivan pergi Lea langsung masuk ke kamarnya.dia pegang dadanya.”Y ampun kenceng banget jantung gw larinya.saking senengnya jadi nyesek.Ivan,,I love you”


    Hari demi hari.Ivan dan lea tetap menjalin hubungan gelap mereka.tanpa di ketahui oleh Rian.pacar resmi Lea.bahkan Lea hampir stiap Hari brantem sama Rian.lea jadi brubah sama Rian sejak kehadiran Ivan.semua perhatian lea hanya untuk Ivan.Lea selalu mengutamakan Ivan.Rian sering heran sama sikap lea akhir2 ini.”sebenarnya Lea ni kenapa sih.dulu dia sabar banget orang nya.sampai gw selingkuh aja di maafin sm dy.kok sekarang jadi brubah 180 derajad gini sih.apa jangan2 dia punya cowok lain.ah gak lah gak mungkin,lea kan gak pernah pergi kemana2.kalaupun dia kluar itupun sama gw.”Rian gak terlalu perduli dengan perubahan sikap Lea.karna rian masih punya Dilla,cewe yang selama ini jadi selingkuhannya si Rian.tapi sayang,nasip Rian gak bagus2 amat.akhir tahun 2011 Rian PUTUS  sama Dilla.gara2 Dilla punya laki2 lain lagi.so, , ,si Rian jadi sedih banget gitu deh.lea yang pada dasarnya emang Gadis baik gak tega liat Rian kaya gitu.dengan sabar Lea hibur Rian.sampai akhirnya Rian sadar kalau cewe yang selama ini dia cari ada di depannya.penyesalan yang teramat dalam di rasakan Rian.kenapa dia bisa begitu Bodohnya menyia nyiakan Lea yang sebaik itu.hanya demi cewek kaya Dilla.yang hanya mau sama uangnya Rian aja.Rian memeluk Lea erat.tapi prasaan Lea biasa aja.Hambar,gak ada lagi perasaan cinta yang menggebu gebu kaya dulu.karna prasaanya kini udah berpindah pada Ivan.


    Semakin Hari Rian semakin mencintai lea.namun lea semakin mencintai Ivan.begitu juga Ivan.tapi suatu ketika Ivan sempat berpikir bahwa dia lelah.dia lelah menunggu Cinta yang gak pasti kaya gini.dia tahu lea sangat mencintai dirinya.tapi Cinta aja gak cukup.Ivan pengen di akuin di depan semua orang kalo dia itu pacar Lea sekarang.stiap Ivan buka Facebook Lea dan dia Lihat ada Tulisan “In Relationship with Rian” di Info status Lea.hatinya sakitt banget.sakit sesakit sakit saat liat wanita yang dia amat Cintai adalah milik orang Lain.dan dia gak bisa berbuat apa apa.8 bulan sudah Ivan dan Lea menjalin hubungan mereka.sampai pada akhirnya Ivan merasa benar benar udah gak sanggup lagi.Ivan mulai cuek sama lea.mulai jarang ada waktu buat Lea.sering gak ada kabar.Lea sedih banget dengan perubahan sikapnya Ivan.Dia kangen banget sama Ivan.biasanya tiap malem Ivan selalu sempetin waktu sebelum tidur buat telepon Lea.karna hanya itu alat untuk melepas kangen mereka.mereka hanya bisa bertemu kalau Ivan punya waktu longgar.dan itu jarang banget.Setiap kali Lea buka facebook Ivan,Ivan gak pernah menulis status tentang Cinta kaya dulu.kebetulan password facebook Ivan,sempet di kasih tau ke Lea.suatu hari lea buka Facebook Ivan.dia buka Inboknya.banyak banget inbok dari cewe cewe yang gak Lea kenal.Ivan terkesan sedang mencari pacar lagi…Lea kaget baca inbok2 dia.Lea nangis sejadi jadinya.sedih banget,liat cowok yang sangat di cintai nya terang terangan cari pacar baru.jam 1 mlm Lea nelfon Ivan.”Halo lea,knpa kok belom bobok”kata Ivan dari seberang sana.”Yank,bisa ketemuan gak,aku kangen banget sama kamu”,kata Lea Lirih.”Aduh kalau waktu waktu dekat aku sibuk sayang.tapi aku usahain cari waktu deh buat ketemu kamu ya.kalau minggu depan aja gimana yank?”kata Ivan.”oh yaudah,gapapa kok yank.minggu depan ya.mau ke rumahku apa ketemu dimana.”,”ke rumah kamu aja si yank.biar aku yang ke rumah nanti.sekarang kamu bobok ya.udah malem loh.met bobok mami cantik.muuuaachh.”Ivan menutup telfon lea.Ivan merbahkan tubuhnya di tempat tidur.”asal kamu tahu Lea,aku juga sangat sangat merindukan kamu.tapi aku harus belajar kuat tanpa kamu.karna kamu gak akan bisa aku miliki”gak terasa Ivan meneteskan air matanya.Ivan  sangat merindukan lea.selama ini dia berusaha agar terlihat kuat di depan semua orang tapi dalam hati ivan Nangis,pedih banget rasanya kalau inget Lea gak bisa dia miliki.


    Hari yang di tunggupun tiba.jam 1siang Ivan sampai di rumah Lea.lagi lagi orang rumah pas gak ada semua.seolah-olah keadaan seperti ini sudah di atur .Ivan pake baju warna item dan jaket warna merah.pas banget waktu dia pake.Ivan benar benar kliatan Ganteng banget.Lea langsung menyambut Ivan dengan pelukannya.”Ohh Tuhan sumpa deh gak kuat ini,,pengen nangis rasanya”kata Ivan dalam hati.”kita langsung masuk aja yuk.”ajak si lea.susananya gak kaya waktu pertama kali Ivan dateng ke rumah Lea.hari itu suasana nya sedih aja.walaupun berkali kali Ivan dan lea sama sama mencoba mencairkan suasana,tapi tetep aja,Hati mereka gak bisa bohong.”sayang aku mau ke kamar mandi dulu ya”kata si ivan.”oh iya yank.jgan lama lama ya”Hape Ivan di tinggalin di meja.Lea penasaran pengen buka hape Ivan.akhirnya dia mulai buka buka hape Ivan isi sms nya dari Lea semuanya.catatan panggilannya juga,ada beberapa dari papa and mama nya si Ivan.Lea mulai buka di Galery.dia buka buka album foto dan,Lea Kaget setengah mati liat ada  beberapa Foto Christy di Hape Ivan”Loh kok isinya foto si Christy semua”Christy adalah teman mereka berdua waktu sma.Ivan balik ke Teras liat Lea lagi pegang Hapenya.dia Liat Lea buka Foto Christy.Ivan mencoba tetap bersikap tenang.”yank ini si Christy kan”kata lea.”Iya yank,knpa?”jwab Ivan dengan santainya.”gapapa kok yank,nanya aja.”Lea gak berani tanya2 lagi.Lea gak berani ngatur2 Ivan harus jaga jarak sama cewe lain.secara Ivan juga hanya di jadikannya pacar ke 2.jam 7 tepat ivan pamit pulang.sebelum dia naik ke motornya di peluk Lea erat banget.seolah olah dia gak akan ketemu Lea lagi.tapi Ivan gak ngomong satu kata pun.dia hanya diam dan terus memeluk lea.”aku pulang ya sayang.nanti kl udah sampe aku kabarin.”Ivan mengecup kening Lea.Lea gak sanggup ngomong apa2 hatinya sedih gak karuan.gak tau kenapa dia merasa Ivan jauh banget.meskipun mereka saling berdekatan.dalam perjalanan pulang Hati Ivan semakin kacau.”maaf sayang,maaf bikin kamus sedih.Foto foto Christy emang sengaja aku taruh di hape biar kamu bisa benci sama aku.tapi kenapa kamu malah meluk aku seerat itu.”Ivan meneteskan air mata sepanjang perjalanan pulang.dalam Hati dia bertekad hubungan ini harus segera dia selesaikan.di kamar, lea masih terbayang foto Christy yang ada di hape Ivan.”sakit banget hati gue,knapa kamu brubah sih Van.”


    Waktu terus berjalan.hubungan Ivan dan Lea semakin renggang.seperti ada jarak di antara mereka.Ivan terus menerus menguatkan hatinya bahwa dia mampu Hidup tanpa Lea.dia hanya harus mengembalikan Hidupnya sama seperti sebelum Lea hadir dalam hidupnya.tepat 9bulan lebih 20 hari,


Hari itu Lea sempet berantem sama Ivan.gara gara 2 hari Ivan gak ada kabar,tapi malah sempet bikin status di facebook.akhirnya lea bikin status di facebook ”Kalo di sms tu ngejawab donk jangan diem aja.”akhirnya si Ivan baca status Lea.dia langsung sms Lea.”kok ada yang beda ya”isi sms ivan.”apa nya si yang beda”jawab lea.”gak tau juga yank”kata ivan”Coba deh di cari tau dulu ya ,muach.”ivan jawab dengan emoticon cium doank (:-*) .sepanjang sore Lea nunggu sms dari si Ivan.tapi sampe malem Ivan gak juga sms dia.akhirnya jam 11 malem,Lea buka facebooknya.dia search nama Ivan tapi gak ada.”loh kok fbnya Ivan gak ada.”Lea panik banget.knp Fbnya tau tau di blokir sama Ivan.akhirnya dia buka fb si Ivan pake passwordnya si Ivan.ternyata password udah di ganti jam 16:16.keringat dingin mulai keluar.jantung Lea berdegub kenceng banget.perasaan takut,kawatir,sedih jadi 1.Lea telfon si Ivan tapi gak di angkat.berkali2 dia telfon gak diangkat juga.akhirnya Lea sms.”Papi dimana?”sekitar 1 menit ada balasan dari Ivan”kita putus aja ya.”,Hancuurrr banget rasanya hati si lea.bener bener gak bisa ngomong apa apa.tangan Lea bergetar.kaki rasanya lemes banget.Lea jawab sms Ivan”kenapa yank?aku salah apa sama kamu.sebelumnya kita gak ada masalah apa2 loh.”gak ada jwaban lea sms lagi ”Kamu kenapa van,tolong kasih aku penjelasan.” Sekitar 10menit ivan menjawab “mulai besok jangan hubungin aku lagi ya.maaf,kamu lupain aku aja.”Lea udah gak bisa jawab apa apa lagi.Air mata mulai mengalir deras di wajah Lea.sedih banget,dia terlanjur sayang banget sama Ivan.Lea penasaran dengan status Ivan setelah mutusin Lea,akhirnya dia pinjem password FB temennya Tania,buat buka FB si Ivan,dan bener aja isi statusnya bikin sedih banget


“i have no regret. . .
this tormented soul are seeking for a new place,
and forgetting YOU !!”
yang artinya, “Aku punya tidak ada penyesalan sedikitpun... jiwa yang tersiksa ini ingin mencari tempat baru, dan melupakanmu!!”.sakit banget hati si lea.dia nangis sepanjang malem.dan Ivan,dia duduk di kamarnya.dia masih merenung,dia pun sebenernya gak siap kehilangan lea,Gadis yang selama ini sangat dia Cintai.”Maaf sayang.aku nyakitin kamu,tapi aku gak kuat kalau harus terus terusan jadi selingkuhan kamu.maaf”Ivan meneteskan air matanya.dia buka hapenya ada sms dari Lea.” buat yang terakhir aja,kasi aku ciuman terakhir van.setelah itu aku gak akan ganggu kamu.aku cuma nyimpen kamu di hati ku paling dalam.skali ini aja.yang terakhir :'(” Tangis Ivan semakin menjadi.pedih banget hatinya baca sms si Lea,tapi dia harus kuat.dia gak bole cengeng kaya gini.akhirnya Ivan  membalas sms nya singkat banget” Muach :-* Goodbye :-)”setelah membalas sms lea Ivan buka FB nya.dia Nulis status “mmmmmmmuach :*,,my last kiss for you :’(”.pedih banget hati Ivan.begitupun lea.kenapa untuk hidup bersama orang yang di cintai harus sesulit ini.sepanjang malam mereka menangis.mengenang semua yang udah terjadi di antara mereka.saat sedih,bahagia,berantem,saat romantis.semua begitu indah dan sayang untuk di lupakan.lagi2 ada sms dari lea yang isinya “kamu dulu bilang pengen mati bareng sama aku.kenapa sekarang malah minta putus ,tapi gak apa2 kok sayang aku hargai keputusan kamu.sayang kamu jaga diri ya,jangan stress lagi.i'll always love u.by my soulmate :*aku janji pada diriku sendiri.slamanya km tetep yang terindah yang pernah aku miliki :').aku berharap kita berjodoh di kehidupan mendatang :') Oiya Twitter kamu udah aku benerin @XXx_x  passwordnya :xxxxx kalo mau di ganti pengaturannya bisa.followersnya udah banyak.bye :D”,Ivan tersenyum baca sms terakhir dari Lea.”Lea kamu masi inget aja,pengen sih ngajakin kamu mati bareng,tapi aku gak se egois itu sayang.kamu masi bisa aja senyum.aku sayang banget sama kamu.semoga kamu bahagia ya sayang.makasi buat cinta tulusmu selama ini.aku akan melanjutkan hidupku tanpa kamu.belajar hidup tanpaku ya sayang.aku Yakin kamu akan Bahagia dengan Rian.”Ivan membuka Twitter yang barusan di kasih sama Lea.sebelumnya Twitter Ivan emang gak bisa di buka.trus d benerin sama lea.Ivan buka di tweets,ternyata Lea ud nambahin beberapa foto dia di twitter,”makasih Lea sayang”kata Ivan sambil mencium Foto Lea.Ivan kembali membuka FB nya dan menulis sebuah status “ketika aku mncari, sangat sangat terasa susah didapat, mungkin kalau ak lupakan malah datang sndri kali ya”

    1 minggu sudah Lea dan Ivan putus.Lea masi sangat terpukul atas semua ini.tapi dia gak mungkin terus2an terpuruk seperti ini.dia mau bangkit.karna hidupnya gak Cuma untuk menyesal dan menyesal.”Ivan,dimanapun kamu dan sampai kapanpun.kamu tetap yang terindah buat aku.Aku beruntung SEMPAT MEMILIKIMU”

    Lea kembali pada rutinitas nya sebelum ada Ivan begitu juga dengan Ivan.Ivan kembali melanjutkan hidupnya.dan membantu usaha kluarganya.di sisi lain Rian berencana akan melamar Lea Tahun depan.terkadang apa yang kita inginkan bukanlah yang kita butuhkan.hanya Tuhan yang tahu apa yang terbaik bagi hidup kita,belajar ikhlas dan bersyukur atas segala yang terjadi.

My best friend ignores me

   Hi, all of you! I am a sensitive guy, living in Stockholm. I joined here because I want to talk about something that is too embarrassing to talk about with any of my friends. I am so sad! The Christmas was past and I hadn't hear anything from my best friend for weeks. Not a sms, not an e-mail and not a message at Facebook. She didn't even called me to thank for the Christmas gift I sent to her, but she has taken her time to both write and call others. I know that because they told me. It was so embarrassing.

   The following nights I cried rivers of tears when I realized that my beloved little friend ignores me again, after all I have done for her. This is not the first time she act like this. I often use to be the last thing in her priorities, but I thought she would pay attention to me at least at Christmas, but I was wrong about that. I felt so unfairly treated and pretty much tossed aside. But still, she is my best friend and I love her more than anything on earth.

   On Friday, after all this waiting in vain, I couldn't stand it any longer. Therefore I sent 3000 SEK to her bank account as a birthday gift in advance. I thought it might help, and the day before yesterday she finally called. I became so incredibly happy. It was so wonderful to hear her voice that it was worth every penny. But the happiness was short-lived. I know she has invited a lot of friends to her birthday party as she is going to have tonight. I hoped that she would invite me too, but she didn't. Instead, she asked me to babysit tonight. Can you imagine how embarrassing it feels? Babysit, so she can partying and make out with guys. It feels as if my heart will be torn to pieces, but credulous as I am, I accepted.

  I am so ashamed that I always let her take advantage of me this way. It seems as she just thinks of me as some kind of servant, and that made me flooded with love emotions. I told her how much I miss her and I even invited her for dinner tomorrow evening, when she will come and pick up her daughter. Now afterwards I wonder If it was a good idea. I don´t know.


Gloudy Larasati

Ramadhan.

Sepucuk Surat Dari Ibu dan Ayah

..Anak ku,
  Ketika aku semakin tua, aku berharap kamu memahami dan memiliki kesabaran untuk ku..
Suatu ketika aku memecahkan piring, atau menumpahkan sup di atas meja, karena penglihatanku berkurang...
Aku harap kamu tidak memarahiku.. Orang tua itu sensitif.. selalu merasa bersalah saat kamu berteriak.
  Ketika pendengaranku semakin memburuk dan aku tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan, aku harap kamu tidak memanggilku "Tuli!".. Mohon ulangi apa yang kamu katakan atau menuliskannya..

Maaf, Anakku...
 Aku semakin tua..
Ketika lututku mulai lemah, aku harap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku bangun..
Seperti bagaimana aku selalu membantu kamu saat kamu masih kecil, untuk belajar berjalan..
Aku mohon, jangan bosan denganku..
 
  Ketika aku terus mengulangi apa yang kukatakan, seperti kaset rusak , Aku harap kamu terus mendengarkan aku. Tolong jangan mengejekku atau bosan mendengarkanku.

  Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil dan kamu ingin sebuah balon? Kamu mengulangi apa yang kamu mau berulang-ulang sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.

..Maafkan juga bau ku, Tercium seperti orang yang sudah tua.. Aku mohon jangan memaksaku untuk mandi. Tubuhku lemah... Orang tua mudah sakit karena mereka rentan terhadap dingin. aku harap, aku tidak terlihat kotor bagimu...

  Apakah kamu masih ingat ketika kamu masih kecil? Aku selalu mengejar-ngejar kamu karena kamu tidak mau mandi. Aku harap kamu bisa bersabar denganku, ketika aku selalu rewel.. Ini semua bagian dari menjadi tua,.. kamu akan mengerti ketika kamu tua..
Dan jika kamu memiliki waktu luang, aku harap kita bisa berbicara, bahkan beberapa menit..
Aku selalu sendiri sepanjang waktu.
  Aku tahu kamu sibuk dengan pekerjaan, Bahkan jika kamu tidak tertarik pada ceritaku, Aku mohon berikan aku waktu untuk bersamamu.
  Apakah kamu ingat,ketika kamu masih kecil?, aku selalu mendengarkan apapun yang kamu ceritakan tentang mainanmu..

Ketika saatnya tiba... dan aku hanya bisa terbaring, sakit dan sakit, aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku. MAAF.. kalau saja aku sengaja mengompol atau membuat berantakan. Aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku. selama beberapa saat terakhir dalam hidupku. Aku mungkin, tidak akan bertahan lebih lama,..
Ketika waktu kematianku datang,. aku harap kamu memegang tanganku danmemberikanku kekuatan untuk menghadapi kematian.

Dan jangan khawatir...
Ketika aku bertemu dengan Sang Pencipta.. Aku akan berbisik padaNya, Untuk selalu memberikan BERKAH padamu. Karena kamu mencintai Ibu dan Ayah mu...

Terimah kasih atas segala perhatianmu, nak...
Kami Mencintaimu,

                                                                                                                       dengan kasih yang berlimpah,
                                                                                                                                        IBU DAN AYAH


Rizky Ramadhan

Laras.

Best Friend

Ketika seorang sahabat sejati bertanya kepada sahabatnya, “apakah aku pernah melakukan salah padamu?“.
Sahabatnya akan menjawab, “ya, tapi aku sudah melupakan kesalahanmu“.

Ketika seorang sahabat sejati berbalik bertanya kepada sahabatnya, “apakah aku pernah bersalah padamu?“.
Sahabatnya akan menjawab, “ya, tapi aku sudah lupa akan hal itu“.

Ketika seorang bertanya, “Apa yang telah kau lakukan untuk sahabatmu?“
Seorang sahabat akan menjawab, “Aku tidak tahu.” sebab seorang sahabat tidak pernah meminta imbalan dari apa yang telah di perbuatnya dengan tulus.

Ketika seorang sahabat sejati memarahi sahabatnya, dan sahabatnya bertanya, “mengapa kamu memarahiku?“
Sahabatnya akan menjawab, “demi kebaikanmu“.

Ketika seseorang bertanya, “apakah alasanmu menjadi sahabatnya?“
Ia akan menjawab, “tidak tahu“. Sebab sahabat yang sejati tidak pernah memanfaatkan, tidak pernah memandang kelemahan dan kelebihan.

Ketika kau jatuh, ia akan berusaha menopangkan tangannya supaya kau tidak tergeletak.
Ketika kau bersuka, ia akan berada disisimu dan turut merasakan kebahagiaanmu.
Ketika kau berduka, ia akan berada disampingmu, meskipun ia tidak tahu bagaimana cara menghiburmu. Tetap mendengarkanmu, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutmu, meskipun kau hanya mengaduh dan meskipun ia tidak tahu bagaimana solusi masalahmu.
Ketika kau mengatakan cita – citamu, ia akan mendukung dan berdoa untukmu.
Ketika ia bersuka, kau juga akan bersuka karenanya.
Ketika ia berduka, kau yang ada di sampingnya.

Sahabat adalah memberi tanpa ada maksud di belakangnya, bukan hanya menerima.
Sahabat tidak pernah membungkus racun dengan permen manis.

Persahabatan tidak diukur oleh berapa lamanya waktu, tetapi berapa besar arti ‘persahabatan’ itu sendiri.
Persahabatan tidak diukur oleh materi, tetapi berapa besar pengorbanan.
Persahabatan tidak diukur dari kesuksesan yang di peroleh, tetapi dari berapa besar dukungan yang di berikan.

Ia dapat menyayangimu, bahkan lebih dari dirinya sendiri.

Persahabatan tidak pernah mulus. Tetapi yang membuat indah adalah ketika mereka berhasil menjalaninya bersama, meskipun harus melalui pertumpahan air mata.

Hal yang paling membuat sahabatmu sedih adalah ketika kamu, sebagai seorang sahabat, membohonginya dengan alasan apapun. Sebab ia sangat percaya padamu.

Hanya satu yang sahabatmu minta kepadamu : supaya ia menjadi bagian hidupmu.


Rizky Ramadhan

Laras.

Kado Ulang Tahun

''Selamat ulang tahun sayang...!'' Ujar seorang pria pada pacarnya sambil memberikan kado berupa kotak cincin yang terbuat dari kertas berwarna PING yang di hiasi dengan pita warna MERAH serta sebuah amplop surat yang menebarkan wangi parfum ke sukaan si cewek.

Setelah pacarnya pulang... Dengan hati berbunga-bunga, si cewek buru-buru lari kedalam kamarnya dan membuka kotakcincin itu. Tapi tak lama kemudian hatinya kecewa. Berharap itu adalah sebuah cincin emas... Ternyata yang di dapatkannya hanyalah sebuah cincin berbahan almunium yang berukiran gambar sebuah hati. Dengan wajah lesu, si cewek kembali menutup kotak cincin itu dan melemparkannya kebawah kasur berserta amplop berisikan surat tanpa membacanya terlebih dahulu. ke esokan harinya... Si cewek kembali mendapatkan sebuah kado ulang tahun. Tapi kali ini dari teman pria nya berupa handphone BB yang sudah lama di idam-idamkannya.

Sejak saat itu, si cewek mulai dekat dengan teman pria nya yang telah memberikan hadiah handphone di hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun. Dan lama-kelamaan, akhirnya terjalinlah sebuah hubungan erat layaknya orang berpacaran. Tentu saja setelah si cewek putus dengan pacar lamanya. Satu bulan kemudian. Hubungan mereka semakin lengket seperti susah untuk di pisahkan dengan orang yang tadinya hanyalah sebatas teman pria nya saja. Bahkan si cewek rela memberikan apa yang dia miliki demi menunjukkan besarnya cintanya pada pacar barunya.

Hingga suatu hari... Terjadilah pertengkaran antara kedua pasangan kekasih ini karena sebuah hal kecil. Perlakuan pacar barunya berubah drastis. Tadinya sikap si cowok yang lembut, romantis dan penuh kasih sayang. Kini telah berubah dengan sikap aslinya yang kasar, arogan dan suka main tangan. Tak jarang sebuah tamparan sering kali mendarat di pipi si cewek di saat mereka sedang bertengkar. Hingga akhirnya si cowok pun meninggalkannya dengan cewek lain. Tak di sangka... Kini si cewek hanya bisa menangis di dalam kamarnya. Alangkah menyesalnya dia setelah memberikan apa yangdi milikinya pada cowok yang telah menghianati cintanya.

Di saat sedang menangis, si cewek tak sengaja melihat sebuah kotak cincin dan sebuah amplop di bawah tempat tidurnya. Dia teringat kembali dengan mantan pacarnya yang dulu pernah ia tinggalkan karna pria lain. Di saat itulah ia penasaran dengan isi surat yang ada di dalam amplop itu. ''For my love Sebelumnya aku ucapkan selamat ulang tahun yang ke 17 untukmu cinta. Semoga kamu di berkahi rezeki dan kemudahan oleh yang maha kuasa dan semakin dewasa dalam semua sikap. Maaf ya sayang. Aku cuman bisa memberimu hadiah cincin seperti ini. Tapi suatu saat aku akan berjanji memberikanmu cincin emas sebagai tanda kemurnian cinta kita berdua dalam ikatan yang lebih resmi nanti. Doakan aku ya sayang,, agar aku di terima kerja.. nanti gaji pertamaku, akan aku belikan cincin emas buatmu agar aku bisa meminangmu. I Love You...!!!'' Hatinya pun berguncang setelah membaca isi surat itu. Si cewek langsung menangis setelah menyadari bahwa cowok yang pernah dia hianati ternyata sangat tulus mencintainya.

Detik itu juga si cewek langsung menelpon mantan pacarnya itu untuk meminta maaf karna telah menghianati cintanya. Tapi setelah tersambung dan telpon pun di jawab, si cewek langsung pingsan. Ternyata yang menjawab adalah ibu si cowok yang mengabarkan anaknya sudah meninggal dunia akibat kecelakaan waktu dia berangkat kerja.

Penyesalan selalu datang belakangan. Tapi inti dari cerita di atas dapat kita rasakan. Bahwa... Ketulusan sebuah cinta tidak dapat di nilai dari harta benda. Tapi nilailah cinta seseorang dari hati dan keiklasan. Insyaallah cinta yang tulus akan dapat kamu raih.


Rizky Ramadhan

Laras.

Hadiah Terakhir Dari Sang Ayah

Di sebuah perumahan terkenal di jakarta tinggalah seorang gadis bersama sang ayah, sang ibu telah lama mendahuluinya pergi sejak ia masih kecil. .

Seorang gadis yg akan di wisuda, sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana, akhir jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku pendidikan.

Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Ford. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia sangat yakin nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu.

Diapun ber'angan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan ke teman-temannya, Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya.

Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan putrinya, dan betapa dia mencintai anak itu.

Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,... bukan sebuah kunci!

Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Jaket kulit Terkenal, di belakangnya terukir indah namanya dengan sutra emas.

Gadis itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, "Yaahh... Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan jaket ini untukku?"

Lalu dia membuang Jaket itu dan lari meninggalkan ayahnya.

Ayahnya tidak bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia hanya berdiri mematung, tak tahu apa yg harus di lakukannya ..


Tahun demi tahun berlalu,

sang gadis telah menjadi seorang yang sukses. Dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang wanita karir. Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi suami yang tampan dan anak yang cerdas.

Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa sayangnya pada anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.

Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya. Saat melangkah masuk kerumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal disitu. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap buruk terhadap ayahnya.

Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang di rumah itu. Dan ketika dia membuka lemari pakaian ayahnya, dia menemukan Jaket itu, masih terbungkus dengan kertas kado yang sama beberapa tahun yang lalu.

sesuatu jatuh dari bagian kantong Jaket itu. Dia memungutnya.. sebuah kunci mobil! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan! Dia merogoh kantong sebelahnya dan menemukan sesuatu,, di situ terselip STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu.

Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok kedalam. Bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga

Mendadak dia menjadi lemas, lalu terduduk disamping mobil itu, ia menangis. air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang takan mungkin bisa terobati...


Gloudy Larasati.

Ramadhan.

The 'Happy' Girl

People always ask me what's going on in my head. It's not necessarily a bad thing, they say it jokingly for the fact that I'm always smiling, and acting crazy. Some people actually dare to believe that smile.

But what's really going on in my head? You wouldn't understand.

It's empty. That girl on the outside that could make you burst out into a fit of laughter with one sentence is the one who is slowly tearing herself apart on the inside. If you were to read my mind it'd be filled with dark colors, lonely souls, and song lyrics. Yeah, I know, it's quiet in there with just some faint background music.

But it makes me content. Music is the only thing keeping me on this earth everyday. And with the help of God, I know I'll be able to overcome this hatred toward myself. I just wish some people wouldn't have realized that too late. And it's my goal to save people. I was put on this earth to help people through music. I know it, even if I were only able to save one person in my entire life span, I'd still be able to die content.

I'm a teenager, I'm not going to specify what my true age is, but even for the short amount of time I've been living, I've noticed some people who have abandoned their life over something someone said or did. And it kills me to know that if I were to go down the same road that they did, I wouldn't have been able to serve as a purpose for anything. I want to help people, no matter what it takes, but I wouldn't have been able to do that.

Think of everything you'll be missing? Love, marriage, children...music. And think about the fact that by living just a little longer could result in you changing the world? And if you think no one loves you, that's not true. Because there is always someone...even if you haven't met them yet.

Live life. Who cares what anyone thinks. Live your dreams, explore new places, and most of all, be who you are. Because there will always be someone who you can relate to. All you have to do is find them. And it might not be easy, but in the end,you'll be glad you waited. You have every right to live, no matter how tall or skinny you are, or even what gender. You will find you place in this world. I promise. And God forbid if I'm wrong, then you can be mad at me with everything you've got


Rizky Ramadhan

Laras.

Letter To You

Dear You,
Stay, stay, please do. Don't leave me! Don't leave by your own hand. Please don't! That's the worst way to go, going because of you. I just found you, it hasn't even been a month, and you're leaving.
Just...
Like...
That....

You brought me so many smiles, so many tears, so many moments that will only be remembered in memories. I don't care if you think you're ugly, you think you're weird, society's monster, all that bull. I don't care. To me, you're beautiful, completely amazing, the perfect friend. You were my everything. Were....Don't leave! Please, stay. Stay for just a minute, two minutes, forever. Fate is in your hands, don't do it. Please don't! .... Time was so short, so short, too short. I made the most out of our moments, every second. Every word you said, I held on, like a desperate child clinging to mother's legs. Because, in your eyes, I am a child.

You don't know anything, you haven't seen the world. I don't care about that bull you say, I know what I know, the world I see is my world. I know you don't believe me, think it's just a joke, the love I hold for you, think it's just a game. It's not a joke. It's not a game. It's reality. Don't go, please! The trigger, the gun, don't touch it, don't pull! Stay here with me, on earth. I want you alive, as in breathing, living, moving. Not dead, buried under mounds of dirt, in a cold box.

How, if I could, I would do everything to stop you. Take the gun, restrain the knife, knock you out, anything, everything. All the things I would do to stop you is separated, ruined, by the entire land, the entire vast United States, separating us. How I cannot possibly walk across millions of miles of land, how I cannot take a plane. Cannot is such a horrible word. I want you alive and here with me, to live life as it should be. Not life in a box, life with action. Please, don't!

My words are unheard... Driven by your desperate need, desperate relief of the burden carried on your shoulders, driven by what I say is insanity, insanity caused by stress and pressure. All this craziness you hold, I say, is caused because ...you ...pulled ...the ...trigger.
From, sincerely, regards, love, I don't know which to chose,
The girl who is left to be..

Rizky Ramadhan

Laras.

Pengorbanan

Cerita Cinta Sedih Banget & Mengharukan

Andre dan Sherly adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga Sherly berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Andre hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.

Dalam kehidupan mereka berdua, Andre sangat mencintai Sherly. Andre telah melipat 1000 buah burung kertas untuk Sherly dan Sherly kemudian menggantungkan burung-burung kertas tersebut pada kamarnya. Dalam tiap burung kertas tersebut Andre telah menuliskan harapannya kepada Sherly. Banyak sekali harapan yang telah Andre ungkapkan kepada Sherly. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu sama lain”,”Semoga Tuhan melindungi Sherly dari bahaya”,”Semoga kita mendapatkan kehidupan yang bahagia”,dsb. Semua harapan itu telah disimbolkan dalam burung kertas yang diberikan kepada Sherly.

Suatu hari Andre melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas yang lain. Ketika memberikan burung kertas ini, Andre berkata kepada Sherly:
“Sherly, ini burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan adanya kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu dan kita akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua ! “

Saat mendengar Andre berkata demikian, menangislah Sherly. Ia berkata kepada Andre:
“Ndre, senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang telah memutuskan untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan kekayaan seperti kata orang tuaku!”

Saat mendengar itu Andre pun bak disambar geledek. Ia kemudian mulai marah kepada Sherly. Ia mengatai Sherly matre, orang tak berperasaan, kejam, dan sebagainya. Dan Akhirnya Andre meninggalkan Sherly menangis seorang diri.

Andre mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus sukses dan hidup berhasil. Sikap Sherly dijadikannya cambuk untuk maju dan maju. Dalam Sebulan usaha Andre menunjukkan hasilnya. Ia diangkat menjadi kepala cabang di mana ia bekerja dan dalam setahun ia telah diangkat menjadi manajer sebuah perusahaan yang bonafide dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari perusahaan itu. Sekarang tak seorangpun tak kenal Andre, ia adalah bintang kesuksesan.

Suatu hari Andre pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba dilihatnya sepasang suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Andre pun penasaran dan mendekati suami istri itu dengan mobilnya dan ia mendapati bahwa suami istri itu adalah orang tua Sherly.

Andre mulai berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati nuraninya melarangnya sangat kuat. Andre membatalkan niatnya dan ia membuntuti kemana perginya orang tua Sherly.
Andre sangat terkejut ketika didapati orang tua Sherly memasuki sebuah makam yang dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto Sherly dalam makam itu. Andre pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke arah makam Sherly untuk menemui orang tua Sherly.
Orang tua Sherly pun berkata kepada Andre:
”Ndre, sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya pengobatan Sherly yang terkena kanker rahim ganas. Sherly menitipkan sebuah surat kepada kami untuk diberikan kepadamu jika kami bertemu denganmu.”

Orang tua Sherly menyerahkan sepucuk surat kumal kepada Andre.
Andre membaca surat itu.
“Ndre, maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena kanker rahim ganas yang tak mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan sentimentil yang penuh keputus-asaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran. Aku tahu semua tabiatmu Ndre, karena itu aku lakukan ini. Aku mencintaimu Ndree……….. “

Setelah membaca surat itu, menangislah Andre. Ia telah berprasangka terhadap Sherly begitu kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati Sherly teriris-iris ketika ia mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia merasakan betapa Sherly kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut menjemputnya, betapa Sherly mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh penderitaan itu. Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap Sherly sebagai orang matre tak berperasan. Sherly telah berkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam keputusasaan dan kehancuran.

Rizky Ramadhan

Laras.

Izinkan Aku Menciummu ibu

Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku ‘dipaksa’ membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun.


Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.
Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu engkau melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.
Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.
Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.
Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.
Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya.
Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.
Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.
Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do’a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.
Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.
Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu.
Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulan untuknya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.
"Ya Allah ampunilah aku dan kedua Orangtuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana meeka menyayangi aku sewaktu aku masih anak anak"

Gloudy Larasati

Ramadhan.

Gadis di Depan Cermin



Gadis di hadapanku awalnya tersenyum tipis. Sejurus dengan gerakannya merapikan rambut panjangnya, senyum di wajahnya memudar, lalu menghilang begitu saja.
Jari-jari tangannya, yang terpoles cat kuku berwarna ungu muda, perlahan menyentuh wajahnya, mengusap kelopak matanya sekilas lalu kembali merapikan rambutnya. Pandangan bola matanya yang hitam jatuh di mataku.

Dia menatapku hampa, matanya terlihat lelah. Apa dia tidak tidur dan menangis semalaman? Atau dia sedang menghadapi sesuatu yang berat dan melelahkan? Bagaimana bisa gadis yang terlihat mudah tertawa seperti dia menyiratkan luka sedalam ini? Rasanya menit demi menit telah lewat begitu saja, tapi gadis di hadapanku masih saja berdiam diri menatapku.

Perlahan setetes air mata mengalir di pipinya. Lalu tetesan demi tetesan air mata kembali jatuh. Gadis ini mulai terisak pelan. Memperdengarkan suara tangis yang menyayat hati. Andai orang lain ada di sini, mereka pasti turut bersedih mendengar tangisan gadis ini.

Ada yang terasa sakit... di hatiku.

Aku ingin menghibur gadis ini, mengatakan kalau setiap sakit yang diterimanya akan dibalas dengan rasa bahagia yang sama. Bahwa saat ini Tuhan tengah menghitung setiap tetes air mata yang telah jatuh untuk menyiapkan senyum yang selayaknya didapatkan oleh gadis dengan perasaan setulus dia.

But i Can't...!

Aku tidak bisa berkata apapun, karena aku tau betapa sulitnya masalah yang sedang dia hadapi. Betapa besar rasa kecewa yang harus dia tumpu.  Betapa sakit dan hancur hatinya saat ini.Aku tau karena aku mengenal dengan baik gadis di hadapanku. Gadis di depan cermin ini... aku.

Laras

Rizky Ramadhan.

I'm Crying Inside...

    Well... Let me make a long first part of this story short... I'm a 15 year old girl that has seen things no other teenager should see... My older siblings are already out on their own in college. About a year or two ago, my mother had been going back and forth to me and my dad and this other man who ruined our family... Many times such as mom and dad getting a divorce, Beating up my dad, fighting over who gets me, having your dad sign you away like your nothing... That was the basics... But back to the first part of my story... So my dad had signed me off to go to Colorado and sure I was excited, but I knew it wasn't going to be the same... The first time we went to Colorado, everyone such as my oldest brother, my older sister, mom, and Curt (the guy) had all begin to fight the first day about a certain something. (Involves a nude pic of mom and losing the phone and someone harassing her.)

     Everyone was fighting... I ran and cried out loud in my pillow... I rarely do that... And so did my oldest brother... So Curt declared we going back to Wisconsin. It was a silent 18 hour drive back... I'm just going to fast forward to the second time we go back there... So Curt and mom went ahead of us while us three stayed back in Wisconsin. When we finally got to Colorado and met up with mom and curt we were all happy to see each other... But a few months later gotten worse... I had already started at a new school with a group of close friends. At first it didn't feel right... Like I didn't belong there... but I met this boy during a town fest-type thing and we hung out and he introduced me to a lot of new guys. So I didn't have a lot of girls as friends. So i started to date the boy. His name was Johnny. It was all going well till a week later... he dumped me... I was very hurt... The next day my mom did not wake me up for school she told me, "Well I didn't wanna wake you up after all that had happened to you. I can't believe he did that to you..."

      But a few weeks later the whole "Family" was falling apart... My sister left to go to her boyfriends for the night and my brother was drinking... I was making him laugh, we were having such a good time until I went to go take a bath... His computer mouse wasn't working so he was slamming it against the wall... So Curt jumped on top of my brother and stated beating the shit out of him... I was screaming at him to stop and my mom tells me, "Shhh! It's okay Chey! They're just wrestling!" I couldn't believe she said that... I Screamed at her as they were still going at it. "That doesn't look like they're wrestling! CURT!!! STOP!!! PLEASE?!?!" I was screaming and crying. As my brother got up he went to back-hand Curt but he was an inch away from hitting me instead... My brother's face was horrible... He couldn't open his eyes. I run out of my apartment and continue crying on the couch outside. My next door neighbor Chis sees me and gets me in his house. "Are you okay?! I called the police right when I heard a girl screaming. Was that you?" I replied with a yes and tears were streaming down my face like crazy... He was comforting me and giving me some water and a gronola bar.

      The cops came and after a little while of my brother yelling at the cops, they took both of them to the hospital. The cops asked,"Cheyenne... Do you feel safe to go home?" I looked at my mom who was standing there glaring at me. "Come on chey let's go back in the house and talk about it." mom said to me as I backed away. I looked at the cop and said, "No... But I can't say that cause she will yell at me and who knows what else..." Mom kept encouraging me to come into the house, so the cop told me to go back home... Curt came back, but my brother had to stay at ARK. And I'm now in Wisconsin with my dad and my uncle. I feel better here than there. What striked me the most I called mom yesterday and she told me she told Cris that I was back in Wisconsin... I feel bad cause Chris had told me," Chey... If you have any problem you can come to me. You know?" Just hearing him say that makes me wanna cry... And even just thinking about it... I'm going back to visit this summer and I'm going to make sure I see Chris! But there's more story behind this story as well... If you wish to hear the rest comment saying so...

Rizky Ramadhan

Laras.

The secret.

I can’t handle it anymore!
I whispered desperately out into the darkness of my room, and threw away my phone. I had been through so much during the last days, this was the last straw!
I felt like I had been raped… I had tried to commit suicide earlier in the week, but I had called a friend that talked me from it, but now, that wasn’t enough anymore… Nothing could save me now… Nothing.
I went over to the cabinet where I kept my clothes and pulled out a hidden drawer, despite being half blinded by tears I could still see what I was looking for, it was gleaming in the weak light in my room.

I picked it up and tried to see my reflection in it… My pride, my blood stained pride. A big Sami knife was resting in my hands, its blade covered in dried blood. My tears fell on the blade and slowly dissolved the dried blood as I looked at it. I lifted the knife… …
I looked at myself in the mirror, I had no clothes on except for my underwear and I was now standing there, studying all of the bandages that covered my body. Covering my wrists, my arms, my knees, my stomach even my throat, and all of them had stains of blood seeping through them, they were still bleeding, but only a little. I was in the hospital, my mother had wandered in to my room just after I had gone unconscious by blood loss, she had immediately gotten me to the hospital. I remember going insane with the knife, first cutting up my knee caps until the blood was running from them and I couldn’t stand anymore, the pain from that wasn’t enough and I had cut my stomach, hoping to cut it open so I could pull out my insides, but I hadn’t gone that far, when my stomach had started bleeding I had decided that I wanted to end myself, I first cut my wrists open by cutting an X on both of them. I then sat there waiting for my death, but it did not go fast enough, I stood up despite the cuts in my knees, but the pain just felt good by then, it was a proof of my end being near. I remember that I had felt dizzy, but I did not care, I wanted to die.
I had taken the knife to my throat, pressing it into my skin before slicing, I had felt the blood gush out from the open wound, and that was the last thing I remembered before waking up at the hospital like I am now.

I was to change the bandages and clean the wounds so they wouldn’t get infected, after this I could go home as long as I came to the hospital regularly to change the bandages and clean the wounds.
A nurse came into the room and I immediately turned my back to the mirror. Changing the bandages was easy enough, the wounds were not open anymore, most of them had been stitched because they were too deep to heal on their own, but they were all really swollen as the stitches were just as fresh as the wounds.

Nothing was hurting, but that was because they had given me special pain killers, if I hadn’t had them it would have been true agony, especially the wound across my throat. I couldn’t talk at the moment, my throat was swollen because of the wound and pressed down on my vocal cords, the doctor had said that the swelling would ease up if I iced it down and I was expected to get my voice back by the night. I have now been at the hospital for four hours, that is the time it had taken for me to come here and wake up, by that time they had stitched my wounds and given me pain killers, it was now 2 in the morning.

As the nurse was cleaning the wounds I was thinking back on what had made me make that decision that I had made. I remembered it too well as it had been really painful for me to realize it… More painful that I had ever thought that such a little thing could be.

It was a ridiculously little event that made it all flow over the top for me. Heh, really, it is a really stupid thing that made me go over my limit.
As I had tried to commit suicide earlier in the week I had called a friend, a friend whom I am ever so slightly in love with, he knows it, but he doesn’t want any relationship with me. Instead he suggested that we could be friends with benefits I was really doubtful to the offer, I am scared of men to be honest. Ever since 2nd grade I have been a victim for sexual abuse, mostly by boys, but also by girls, but not to such a scaring extent that I never wanted to have sex with a girl again. With boys it was another story though.

So well, I became friends with benefits with this boy and my trust for him grew so big that I allowed him to have sex with me. And now, back to previously of today.

Earlier in this week I had asked if he wanted to sleep over at my place, something he said yes to immediately. I knew that it wasn’t only for the sex he wanted to have me in private, he wanted to reassure himself that I was ok. So, today at school. I normally wait for him in the morning just because it is a habit, but today it was really cold and I couldn’t stand outside for longer than it took me to smoke my cigarette. By the time I had finished my cigarette my hands were blue from the cold weather, so I walked inside thinking that he would pop by our classroom to see if I was present at school since I wasn’t waiting for him outside. I could see him then.
Time went and in the end the clock was 8 and classes started. Well maybe he was late or something and did not have time to check our classroom.
In the recess I went outside to smoke, maybe he was busy with something or some of his friends wanted to talk with him. I bet he doesn’t use all of his time thinking about me.
Next class was gym, me and two friends weren’t attending the class of personal reasons, so we walked down to the store in the biting cold.
As we returned to the school a message ticked in on my phone It read “Wow, it the clock that much already, damn I just woke up!”
W
e texted for a while and he told me that he was at home and not at his apartment close to school, I already then knew that he wouldn’t make to the school since his home was some hours away. That little thing brought me to tears as I had looked forward to him coming over for days now, the rest of the class I was close crying several times. The teachers noticed that together with the freshest scar on my hand and took me out of class to go and see the schools counselor. I was absent for one and a half class, and the time I was absent, I used it to cry, and cry and cry. It felt like my heart was to rip away from all the pain that was coming out all at once.

I did not tell the counselor about the weird relationship he and I had, but my teacher had guessed it, I had told her that he was the one that has kept me from killing myself earlier, and she knew that I wanted to be with him rather than anyone else in that moment. After speaking with the counselor and making sure my eyes weren’t noticeably puffy I returned to class and was able to sit through the last half hour without breaking down again. I really wanted to see him, talk to him, hug him, kiss him. That was one thing I could not do in public… Kiss him. I wanted to keep my status as a lesbian and he wanted to keep his status as single.

The bus ride home was calm, nobody bothered me with their talking and nobody wanted to talk to me. That was a good thing, I did not want to act happy and careless at that moment, I just wanted to think and keep myself in control of my emotions. When I got home my parents had set the table for four people, I had looked at the fourth plate for a second before I took it back to the cabinet. My parents looked asking at me and I only said that he had overslept and wasn’t coming over today. Inside I wanted to cry again, they had even made lots of food so that it would be enough for everybody, now it was no use for that. After dinner my father had to go back to work and me and my mother were alone. I gave in and told her about my suicide attempt from last week and about how the day had been. After that I walked to my room, there I had been sitting for hours with my phone in my hand, considering to call him and talk to him, just so that I could hear his voice, I never did so, I only cried more as I was slowly clawing at myself with my nails, I had sent him a message, it read “Goodbye <3” I then went to get the knife and you know the rest of the story.

As I now go to school I always wear a scarf, long sleeved shirts and gloves, both when I am inside and outside of the school to hide the scars. I force myself to hide the pain if my pain killers start to wear out and it is painful to walk. Because I am walking quite a lot the stitches in my knees gets worn really quickly and people comment it when I am not able to keep up with their pace anymore when we are walking, I only apologize and blame it on a stretched muscle beside my lounge that makes it a little hard to breathe, they then say that they understand and slow down. Well, I can’t blame a stretched, muscle forever. And when summer comes I can’t wear a scarf all the time… That time, that sorrow I guess.

Rizky Ramadhan.

Laras.

You forgot

The girl had a deadly tumor and the doctors told her that she was going to die, but there was still hope she could do a special surgery and survive. If she decided to do it, she would lose her memory forever. When she told her best friend, he told her that he would talk to the doctors so they could plan the surgery. She stopped him, and pulled him to her side.

Girl: I'm not going to do the surgery. (he looked at her shocked)
boy: you have to be joking, you'll die!
Girl: its better than forgetting everything I've lived with you.
Boy: you don't understand, I can't lose you.....I LOVE YOU!
(she had tears in her eye's)
Girl: you love me?
Boy: yes!
Girl:why didn't you ever tell me?
Boy: I was afraid you wouldn't feel the same....
Girl: but the thing is.... I do feel the same....
Boy: you do??
Girl: yes!! I love you!!
Boy: then please, do the surgery, even if you lose your memory.
Girl: you need to understand me, I don't want to wake up and now know who you are....I'd rather die than forget about you!
Boy: but I will always be here.
Girl: do you promise you'll stay with me no matter what?
Boy: I swear...
(he bent down and kissed her, when the doctor's came to take the girl into surgery the boy put him ring on her finger.)
Boy: take this, so I can be with you during the surgery.
(he kissed her gently on the lip's)
boy: I'll be here when you come out.
Girl: I love you!
boy: I love you to!
(the doctor's took her away the boy waited while they were done with the surgery. When the doctor's took the girl to her room, the boy stayed with her all night.....she woke up.....
boy: you woke up! I'm so glad you are Ok!
(the girl looked at him with curiosity)
Girl: who are you??
Boy: it's me your best friend.
Girl: I'm sorry, I don't know who you are, where is the doctor?
(he stared at her)
boy: you seriously don't remember anything about me?
Girl: no I don't, so please leave.
boy: but what happened to our love? I thought you would remember at least that.
Girl: our love?
Boy: yes! I love you and you love me.
Girl: no, I don't... I don't even know who you are, I don't even know who I am, so please GET OUT NOW!
Boy: but...
Girl: NURSE!
(the boy was kicked out of the hospital...he tried calling the girl afterwards but she didn't pick up
four months later the girl went back to school. One day the boy was walking down the street and saw the girl with another guy....he was heartbroken and just when he was about to look away he noticed the girls necklace....the ring he gave her the day of the surgery was hanging on her neck...
tears came to the boy's eye's.
Boy: she remember's me?
(he was going to go to her, he called her, and the girl looked at him..... she turned back around and kept walking)
Boy: I guess not.
(disappointed he said to himself)
boy: I loved you, but I don't belong in your life or world anymore....
(he took one last look at her and walked away form her...... FOREVER........ :,(

Alone

At last I'm left alone..

Harry, he is my cousin,and I know him since my childhood & we used spend our vacations together. About him, he is a very fair and handsome guy... And this incident happened when I was on my 9th grade, we were playing in my uncle's car, for the first time he touched my hand so softly and said 'I Love you'. I didn't except that and I didn't reply anything at that time & ran away from him. Days passed and he was proposing me continuously and finally I accepted his proposal. From then, he started kissing me and touching me when no one is around us. This continued for 7 years and I joined an IT company after my studies in a different city and we used to speak daily over phone..

His parents started to search a girl for his marriage and he started to avoid me. He stopped to talk with me over phone. I tried calling him several times and he didn't answer me even once. Days moved on, I started to live with the pain. On that day, he called me and I was in cloud nine. I picked up the call and he asked me to travel to his city and he wanted to meet me for sex. I was scared as I was not fine to have sex before marriage. I asked him whether he will marry me and he said no. He also said

He didn't love me and he proposed me just for sex. After hearing this I was on tears and my heart was not ready to accept this, even after hearing me crying he asked whether I will meet him or not and I said no.

That is the last time i heard his voice; after that I didn't call him. Now he is married with a beautiful girl and blessed with baby
boy. HE is happy now And I'm not able to overcome this and still I see him in my dreams. He was the only person who proposed me and he also didn't love me truly. My days are passing with only tears and pain. I'm not able to share with anyone how I feel. I wish my life ends soon and I want to see his face only once before I die, not even sure if he remembers me. I don't know the reason, why I still love him..

Rizky Ramadhan

Laras

Still Living For You

As everyone say that in every girl's life there is a summer when it all begun..my one began in the same way.. One day I met him..he loved me but did not say a word.. We were friends...good friends..he made me laugh every time I cried..one day he called me and told me that he loves me..I was totally in a shock because I only thought him as my friend..but as time passed by he became more friendly, loving and caring...He was just like my best friend..he never pressurized me to love him.. he was there every time I needed him, he was right there beside me.. whenever I cried he used to wipe my tears..he used to make my anger disappear..he used to calm me down maybe that's why a feeling started to grow for him inside me..maybe that's why I had a big space for him in my small heart.

He unknowingly forced me to fall in love with him......I accepted him and we were totally in love..he used to make me feel so special..he used to meet me everyday..kiss me on my cheeks and say "Baby I love you". He loved me I loved him..We thought that we were the perfect couple! we fought, we laughed, we cried, we smiled, we hugged but fate changed everything..

We talked all day and all night until one day when he stopped calling me often he used to say he does not want to see me anymore then the next day he used to apologize and I used to forgive him then as days went by he even stopped wishing me in almost every occasion then one day he stopped contacting me he did not call I found his cell switched off I tried a million times to talk to him but I could not.

This is how One day my most loved one disappeared from my life. I wish he loved me like before, even now I wait for his one call, one text..I wait to hear his voice I want my phone to ring with his name on it my life is paused. Everything in my life is just still, it's like my life is filled with clouds with no hope for any sunshine anymore...every night tears pour from my eyes...Just like a colourfull rainbow shines after a heavy storm I wish my rainbow also shines after the storm inside my heart...still I am living in the hope that I will get him back one day..and hear him say "Baby I love you"

Secret Love for my dear friend :'(

Hi please read this story, it's a bit long but when you read it I know you can relate with it..The story starts during our first year High School day.
It was our first day of class during first year high school day when I first met him, I keep on staring at him and I never saw him glance at me even once. Everyday in our high school days was fun and exciting for me, there was a time when our teacher assigned us to our permanent sitting arrangement, He was on my side and I was on his side too. He smiled at me and talked to me, he keeps on saying things that I never knew he will share it with me, we laugh together as if we were the only person inside the classroom, honestly, I never expected that to happen.
As day goes by the feeling of wanting him grow, it feels like I want him to talk with me every hour, I want him to be with me during break time, I want him to be with me during my darkest hours and wipe my tears when I'm crying, I want him to be the first guy to greet me good morning and to be the last guy to say goodnight to me but all that wants didn't happen.

During prom night, I waited for him to ask me dance, I waited for him to lend me his coat but he didn't but I never mind it. During the prom I saw him danced with the girl he keeps on talking about, I saw his starlight smile that would made me melt if he just show it to me, I saw his eyes stared for long with the girl's eye, I saw him dancing with the girl of his dream romantically as if there are no other girls in the prom, he hold his waist sweetly like a gentlemen, he smiled at her lovely like a superhero in a love scene and he lend his coat as if he was the girl's savior in times of coldness, when i saw all that I don't know what to do, I feel like I want to stop the music and take his hands to the girl's waist but I didn't do all that instead I sit on my chair as if I dumped in a trash can and a tear fell from my eye, my heart is tearing apart that moment but I still manage to talk to him and say "WOW, you definitely look good together" and I smile even though I was thinking that we look much good together.

During Graduation day I wanted to hug him and greet him a congratulation but I was too shy to do it, I just give him a sweet friendly smile and I turned my back immediately.
During college years were still on the same school but with different courses and different group of friends, we still talk but not that much, sometimes we have our friendly date with some of our high school friends, we sometimes brag jokes like we were in high school and still I keep on pretending that he looks like an odd to me and sometimes I snob his funny jokes, and I keep on telling him that he looks like a gay to me even though in his simplest gesture he could make me fly like an angel. It's all because I don't want him to know how I wanted him so much,how badly in love i was for him and I don't want him to know that I secretly love him because he might not love me back the way I love him.
He graduated college with a associate course and continue his life and me, I'm still hoping for his deep love in return. As day passes by in my college life I miss going to school early just to see his face, I miss staring at him in the classroom, I miss his loud voice that would made me feel deeply in love and most especially I miss him in my college life.

I know someday I can confess him all my love and my hurts for him, time will come and someday he'll know this secret feelings of mine, my secret love and secret admiration for him for almost 8 years now.
Now in our present life I'm a graduating student with a degree, we still have our friendly date with some friends, we still keeps on bragging jokes like high school, he tells me his secrets and he always make me fall over and over again and sometimes made me cry on his secrets. I know it's part of life to fall for someone who want you just to be a friend and would not want your friendship to go beyond.

I hope you relate with my story, I don't know if when will I tell him my secret feelings because I'm scared that he might hate me for not telling it or He might not want me to be his friend anymore if he knew.. :'(

Sumber : www.loverofsadness.ne