Bocah Penderita Leukemia.

Kisah ini terjadi pada tahun 2005 seorang gadis kecil di China yang menderita penyakit leukemia ganas, tetapi mempunyai hati bak seorang malaikat. Setelah mengetahui penyakitnya tidak dapat disembuhkan lagi, ia rela melepaskan semuanya dan menyumbangkan untuk anak-anak lain yang masih punya harapan serta masa depan.

Kisah Sedih Seorang Ibu (Sediakan Tisu)



Assalamualaikum semua…post ni merupakan satu cerita yang agak sedih..ya..kasih ibu amat besar..lebih besar daripada segalanya, lebih berharga daripada nilai gaji yang kita perolehi..tetapi mengapa kita perlu jadi sedemikian rupa…bacalah dengan teliti cerita ini…hergailah mereka selagi kita masih punyai…kini c.z hanya mempunyai ibu sahaja…dan cz memang SAYANGKAN DIA…..

Persahabatan.


Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah. Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya.

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.

Kisah Sedih Seorang Ayah.



Mungkin dari kisah ini kita bisa mengambil hikmah agar kita takan
menyia-nyiakan apa yang telah diberikan oleh sang pencipta. Oke deh kita
langsung saja baca dengan hati yang paling dalam Kisah Sedih Seorang
Ayah
dibawah ini dengan lengkap.

Pengorbanan.

published by Rizky Ramadhan.

Andre dan Sherly adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal dari keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga Sherly berasal dari keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Andre hanyalah keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah sewaan.

"Perlindungan Seorang Adik Terhadap Kakak nya"





Aku adalah seorang perempuan yang dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu ditangannya. “Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!”
Dia mengangkat tongkat bambu itu tinggi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”

PENGORBANAN SEORANG SAHABAT SEJATI

Kringgg……!!!
“mama… jam berapa nich… kok jam ku udah bunyi…?
“Jam 7 kurang 10, nggak niat ke SEKOLAH kamu Za?”
“what? Mati aku….!”
Ucap Liza pagi itu, dia bergegas mandi dan memakai bajunya walaupun tergesa-gesa.
Ia langsung menaiki mobilnya dan melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi. Itu memang sudah menjadi kebiasaan Liza.
Sesampai di sekolah, ternyata semua siswa sudah masuk.Liza bingung dia harus bagaimana lagi. Sedangkan guru yang super duper galak itu sudah ada di ruangan.

Istanamu Hanya Untuknya

Tetes demi tetes masih tersisa dari hujan sore itu. Hiruk pikuk para pekerja kantoran dan beberapa anak berseragam putih abu-abu terdengar sayup-sayup dari kejauhan dibawah sebuah halte bus yang menyelamatkan mereka dari tetes-tetes menyejukkan dan cipratan lumpur di sekitar tempat itu. Aku berlari menuju sebuah halte bus  untuk menyelamatkan diri dari tetesan itu seperti orang-orang kebanyakan, dan berdiri sejajar dengan mereka. Tepat pukul 16.00 bus Kopaja berhenti di hadapanku, bus yang penuh sesak itu tetap memaksaku untuk tetap ku masuki. Saat ku coba memegang salah satu tiang dari bus untuk membantuku naik, aku terjatuh karena secara tiba-tiba bus itu menyalakan mesinnya dan melaju. “arrghh sial”. Saat ku paksa diriku untuk bangkit, hampir saja aku terhuyung jatuh karena kakiku terlalu sakit untuk menyangga tubuhku.

Terlalu jauh

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.